Kitasato adalah orang pertama yang berhasil mengisolasi organisme
penyebab tetanus dan juga melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan
antibodi yang spesifik.
Pada bayi yang baru lahir, kuman ini dapat masuk melalui luka iris tali pusat yang tidak dipotong dengan pisau steril. Penyakit tetanus pada bayi yang baru lahir disebut tetanus neonatorum dan merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak pada bayi.
Penyakit ini
adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan
hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya
punggung (opistotonus),
spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan.
Penyebab
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin)
dari bakteri Gram
positif anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu
setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah tubuh yang
mengalami cedera (periode inkubasi). Clostridium
tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat
membentuk spora, dan berbentuk drumstick. Bakteri Clostridium tetani ini
banyak ditemukan di tanah, kotoran manusia dan hewan peliharaan dan di daerah pertanian. Umumnya,
spora bakteri ini terdistribusi pada tanah dan saluran penceranaan serta feses dari kuda,
domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam. Ketika
bakteri tersebut berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin (sejenis
protein yang bertindak sebagai racun yang menyerang bagian sistem saraf)
Bakteri penyebab tetanus dapat masuk ke dalam tubuh melalui
cara-cara sebagai berikut :
- Melalui luka yang dalam yang berhubungan dengan kerusakan jaringan local
- Tertanamnya benda asing atau sepsis dengan kontaminasi tanah
- Lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang terkontaminasi tanah
- Trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.
Gejala
Masa inkubasi tetanus umumnya antara 3-12 hari, namun dapat
singkat 1-2 hari dan kadang lebih satu bulan, makin pendek masa inkubasi makin
buruk prognosis. Terdapat hubungan antara jarak tempat masuk kuman Clostridium
tetani dengan susunan saraf pusat, dengan interval antara terjadinya luka
dengan permulaan penyakit, makin jauh tempat invasi, masa inkubasi makin
panjang.
Gejala penyakit tetanus bisa dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap awal
Rasa nyeri punggung dan perasaan tidak nyaman di seluruh
tubuh merupakan gejala awal penyakit ini. Satu hari kemudian baru terjadi
kekakuan otot. Beberapa penderita juga mengalami kesulitan menelan. Gangguan
terus dialami penderita selama infeksi tetanus masih berlangsung.
Tahap kedua
Gejala awal berlanjut dengan kejang yang disertai nyeri otot
pengunyah (Trismus). Gejala tahap kedua ini disertai sedikit rasa kaku di
rahang, yang meningkat sampai gigi mengatup dengan ketat, dan mulut tidak bisa
dibuka sama sekali. Kekakuan ini bisa menjalar ke otot-otot wajah, sehingga
wajah penderita akan terlihat menyeringai (Risus Sardonisus), karena tarikan
dari otot-otot di sudut mulut.
Selain itu, otot-otot perut pun menjadi kaku tanpa disertai
rasa nyeri. Kekakuan tersebut akan semakin meningkat hingga kepala penderita
akan tertarik ke belakang. (Ophistotonus). Keadaan ini dapat terjadi 48 jam
setelah mengalami luka.
Pada tahap ini, gejala lain yang sering timbul yaitu
penderita menjadi lambat dan sulit bergerak, termasuk bernafas dan menelan
makanan. Penderita mengalami tekanan di daerah dada, suara berubah karena
berbicara melalui mulut atau gigi yang terkatub erat, dan gerakan dari
langit-langit mulut menjadi terbatas.
Tahap ketiga
Daya rangsang dari sel-sel saraf otot semakin meningkat,
maka terjadilah kejang refleks. Biasanya hal ini terjadi beberapa jam setelah
adanya kekakuan otot. Kejang otot ini bisa terjadi spontan tanpa
rangsangan dari luar, bisa pula karena adanya rangsangan dari luar. Misalnya
cahaya, sentuhan, bunyi-bunyian dan sebagainya. Pada awalnya, kejang ini hanya
berlangsung singkat, tapi semakin lama akan berlangsung lebih lama dan dengan
frekuensi yang lebih sering.
Selain dapat menyebabkan radang otot jantung (mycarditis),
tetanus dapat menyebabkan sulit buang air kecil dan sembelit. Pelukaan lidah,
bahkan patah tulang belakang dapat terjadi akibat adanya kejang otot hebat. Kematian
biasanya terjadi akibat kegagalan fungsi pernafasan, yang umumnya 50%. Hal
ini disebabkan karena sumbatan saluran nafas, akibat kolapsnya saluran nafas,
sehingga refleks batuk tidak memadai, dan penderita tidak dapat menelan.
Pengobatan
Pengobatan tetanus dengan memberikan immunoglobulin tetanus
untuk menetralisir racun yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani. Selanjutnya
diberikan Antibiotik tetrasiklin
dan penisilin untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya racun yang
ada mati.
Selain itu diberikan obat lainnya untuk menenangkan
penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot. Untuk infeksi menengah
sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernapasan.
Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat
lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah
dan denyut jantung. Setelah
sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak
memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.
Pencegahan
Pencegahan tetanus dengan cara vaksinasi. Pada
anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri,
pertusis, tetanus). Dan untuk
orang sudah dewasa sebaiknya diberikan booster.
- Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
- Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
- Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tetanus
http://reskyandrina.blogspot.com/2012/01/clostridium-tetani.html
http://doktersehat.com/tetanus-penyakit-mematikan-karena-luka/#ixzz37L5Muqhi