ulat sagu (foto:Fitraya/detikTravel) |
Ulat sagu merupakan salah satu makan sehari-hari bagi orang
Papua, Maluku dan NTB. Ulat jenis ini banyak ditemukan pada pohon sagu. Dan konon
katanya makanan ini menjadi salah satu pembangkit stamina kaum Pria di timur.
Mungkin bagi pendatang yang melihat ulat sagu akan merasa
jijik jika dimakan. Tetapi bagi kaum di Papua sana, ulat ini menjadi makanan
sehari-hari. Ulat sagu biasa ditemukan pada pohon sagu atau pohon kelapa yang
telah mati.
Seperti yang dilansir detikTravel, Suku Kamoro yang tinggal
di Kabupaten Timika, Papua, adalah penggemar ulat sagu. Ulat sagu merupakan
sumber protein yang penting bagi masyarakat suku tersebut. Bentuknya hampir
sama dengan ibu jari orang dewasa.
"Ini bisa jadi obat kuat laki-laki," tutur pria Suku
Kamoro kepada detikTravel
Biasanya mereka memakan ulat sagu secara mentah ataupun
dibakar terlebih dahulu. Namun katanya rasanya lebih enak kalau dibakar,
seperti sate. Cara memakannya adalah dengan memegang kepalanya lalu menggigit
badannya. Kepala ulat sagu tidak dimakan karena cukup keras.
Katanya sih rasa ulat sagu ini kenyal, dengan tekstur kulit
seperti karet. Dagingnya terasa seperti lemak dan rasanya nyaris tawar dengan
sedikit beraroma seperti nangka.
Selain dimakan mentah atau dibakar biasanya ulat sagu ini
dimakan dengan sagu dan dibungkus daun seperti pepes. Di Maluku, ulat sagu
diolah dengan menambahkan aneka bumbu yang menambah nikmat rasanya.