Hingga saat ini belum ada obat untuk menyembuhkan demam
berdarah. Sejauh ini penyakit Demam berdarah (DBD) merupakan penyakit dengan
prevalensi cukup tinggi di Indonesia yaitu mencapai 140.000 kasus per tahunnya.
Perawatan pada pasien DBD dilakukan dengan menggantikan cairan tubuh yang
hilang akibat keluarnya plasma darah ketika pasien sudah shock.
Perusahaan farmasi PT.Sanofi Pastuer kini sedang
mengembangkan sebuah vaksin untuk mencegah demam berdarah. Joko Murdianto,
GM Vaccine Sanofi Group Indonesia, mengungkapkan, vaksin DBD direncanakan akan
mulai dipasarkan di Indonesia pada akhir 2016. Saat ini, vaksin telah melewati
uji klinis yang ketiga dan hasilnya cukup baik.
"Efikasinya mencapai 56 persen, sesuai dengan yang
ditargetkan," ujarnya seperti yang dilansir healt kompas dalam konferensi
pers bertema "Unity and Harmony, Menuju Jakarta Bebas DBD 2020" di
Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Ia menjelaskan pembuatan vaksin DBD sudah mencapai 20 tahun
dan pembuatannya tidak mudah pasalnya virus DBD terdiri dari empat tipe yaitu
tipe den-1, 2, 3, dan 4. Menurut Joko, vaksin yang efektif untuk empat tipe
virus sekaligus akan memudahkan kepatuhan seseorang untuk melakukan vaksinasi.
"Bayangkan kalau vaksin hanya efektif untuk satu tipe saja, berarti harus
empat kali suntik, mengedukasinya yang sulit," kata dia.
Vaksin ini telah terbukti aman setelah diujicoba pada
sekitar 40.000 anak, 10.000 di antaranya berasal dari Asia, termasuk Indonesia.
Vaksinasi DBD telah dilakukan pada 1.600 anak di Jakarta, Bandung, dan
Surabaya. Sejauh ini tidak ada efek samping yang berarti pada peserta
dalam uji klinis
Profesor Sri Rezeki S Hadinegoro, Ketua Satgas Imunisasi
Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengatakan, vaksin DBD merupakan salah satu cara
yang mendukung bebas DBD 2020. DBD perlu menjadi penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksinasi.
"Dan tentu saja, vaksin yang telah beredar telah
melewati serangkaian uji yang panjang. Sehingga keamananan sudah pasti teruji,"
ujarnya.
Sumber :